Cepatnya putaran waktu dan kerasnya hujaman realitas memaksa sesiapa mendinamiskan langkahnya. Walakin, kedinamisan terkadang menjadikan badan terlupa akan sebenar-benar tujuan. Alih-alih bertahan, malah menyasar kepada penghancuran. Pada sebuah diri diperlukan ketahanan. Bukan sekedar penyesuaian-penyesuaian. Karenanya, keberadaan sosok tunjuk ajar menjadi anugerah tiada terkira. Mereka memberi pertautan dalam setiap perjalanan. Mereka menjadi suluh guna bertemu hakikat sesuatu nan utuh. Apabila sosok teladan telah berangkat meninggalkan, tinggalah amanat yang dipenggang erat. Semoga mengalir manfaat di dunia sampai akhirat.
Pentunjuknya mengandung tuah[1]
Pengajarannya berisi marwah
Petuahnya berisi berkah
Amanahnya berisi hikmah
Di sana ada nasihat yang berisi manfaat
Di sana ada pesan yang berisi iman
Di sana ada kajian mengandung budi
Di sana ada contoh pada yang senonoh
Di sana ada tauladan di jalan Tuhan
Teruntuk para tunjuk ajar kami. Allahummaghfirlahum warhamhum wa’afihi wa’fu’anhum wa akrim nuzulahum.
[1] Tenas Effendy, 1936-; Mahyudin Al Mudra. (2006). Tunjuk ajar melayu / Tenas Effendi ; editor, Mahyudin Al Mudra. Yogyakarta: Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu,.
Leave a comment